Pengaruh Musim Kemarau Pada Polusi Udara
Pengaruh Musim Kemarau Pada Polusi Udara - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa tingginya konsentrasi polutan dijakarta yaitu faktor musim kemarau sejumlah. Mengapa musim kemarau ? Sebab, saat memasuki musim kemarau, frekuensi turunnya hujan akan berkurang sehingga polusi udara meningkat.
Musim kemarau adalah ciri dari polutan udara, jadi dia akan
melebur istilahnya rainwash, ketika masuk musim hujan, hujan inilah yang akan membersihkan
polutan – polutan yang ada di udara.
Namun menurut suradi, faktor alam juga bukan satu-satunya penyebab dari polusi udara, manusia pun juga mempengaruhi misal dari sektor industri. Namun, secara umum menurunnya curah hujan akibat musim kemarau merupakan penyebab utama. Suradi juga mengungkapkan bahwa secara umum, memang benar jika musim kemarau yang menjadikan curah hujan lama tidak turun maka otomatis konsentrasi polutan akan terakumulasi.
Biasanya BMKG mengukur polusi udara itu menggunakan alat bernama
Ozone Alayzer yang merupakan alat pengukur kualitas udara dengan tingkat
akurasi dan kecepatan pengukuran yang baik. Ada sekitar 26 unit yang telah
disebar disejumlah titik di Indonesia yang telah diungkapkan Suradi, akan
tetapi khusus di Jakarta hanya terdapat di daerah Kemayoran saja.
BMKG menggunakan alat Ozone Analyzer untuk memantau polutan
selama 24 jam dengan sistem kerja yang dibantu pompa untuk menarik debu - debu
dari konsentrasinya dan ditembakan dengan sebuah sinar.
Andono juga menyebut banyaknya polusi yang terjadi di
Jakarta diakibatkan oleh sejumlah proyek yang masih berjalan.
Menyoal indeks standar pencemar udara (ISPU) udara di
Jakarta saat ini, data BMKG melalui situs Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) menunjukkan kualitas udara di 5 wilayah di Jakarta kategori
sedang.
Pengaruh Musim Kemarau Pada Polusi Udara
BMKG Jelaskan Pengaruh Kemarau dan Polusi Udara di JakartaPemerintah Thailand sempat menguji drone untuk mengurangi polusi udara di negara itu. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
- Jakarta Timur: ISPU sebesar 81 mikrogram/m3 berdasarkan partikulat 10 (PM 10) kategori sedang
- Jakarta Pusat: ISPU sebesar 59 mikrogram/m3 berdasarkan partikulat 10 (PM 10) kategori sedang
- Jakarta Utara: ISPU sebesar 72 mikrogram/m3 berdasarkan partikulat 10 (PM 10) kategori sedang
- Jakarta Selatan: ISPU sebesar 59 mikrogram/m3 berdasarkan partikulat 10 (PM 10) kategori sedang
- Jakarta Barat: ISPU sebesar 56 mikrogram/m3 berdasarkan partikulat 10 (PM 10) kategori sedang
Data di atas dihimpun pada Rabu (3/7) pukul 15.00 WIB.
Menurut laman resmi BMKG, indeks standar pencemar udara (ISPU) terbagi menjadi lima kategori :
- Baik (0-50 mikrogram/m3),
- Sedang (50-150 mikrogram/m3),
- Tidak sehat (150-250 mikrogram/m3),
- Sangat tidak sehat (250-350 mikrogram/m3),
- Berbahaya (>350 mikrogram/m3).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi
isu udara buruk di Ibu Kota dengan menjelaskan kondisi cuaca Indonesia yang
mulai memasuki musim kering dan akan berdampak pada kualitas udara di Jakarta
seiring bertambahnya volume kendaraan.
0 Response to "Pengaruh Musim Kemarau Pada Polusi Udara "
Posting Komentar