Tujuan Dari Pengujian Tanah Untuk Bangunan

Pengujian tanah adalah sesuatu yang harus dilakukan ketika membangun gedung bertingkat, seperti konstruksi jalan beton, dll. Pengujian tanah sendiri merupakan tugas untuk mengetahui karakteristik dan daya dukung tanah serta kondisi geologi.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui lapisan/sifat dan kekuatan tanah. Dengan meletakkan pondasi untuk bangunan dan jalan, tentunya kekuatan tanah dan daya dukung serta erosi harus mendukung pondasi yang dibangunnya.

Dengan melakukan survei tanah, kita dapat menentukan jenis pondasi apa yang tepat diaplikasikan dalam konstruksi bangunan. Selain itu juga dapat menentukan perawatan yang tepat, sehingga tanah dapat mendukung jenis pondasi yang digunakan. Dari pengujian ini akan ditentukan pilihan jenis lebar dan kedalaman pondasi yang paling mudah namun aman digunakan.

Oleh karena itu, pengujian tanah sangat penting sebelum memulai proyek konstruksi skala besar. Kondisi tanah yang tepat mendukung struktur konstruksi yang kuat dan tahan gempa untuk memberikan rasa aman bagi pengguna konstruksi.

Metode pengujian tanah

Pengujian tanah sendiri melibatkan beberapa metode seperti Sondir (DCP), Boring Test, Penetrasi Test (SPT) dan sebagainya. Di sini tanah di lokasi pembangunan diambil untuk pengujian di laboratorium, yang hasilnya diketahui tentang sifat dan karakteristik tanah. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari beberapa metode tersebut:

1. Pengujian tanah di lapangan

Pengujian tanah di lapangan dilakukan secara langsung dengan menguji tanah di lokasi.

Pengeboran inti / pengeboran (50%)

Metode ini dilakukan dengan menggali sampel tanah untuk mengetahui permukaan tanah di lokasi konstruksi.

Tes Conus / Sondir (60%)

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan nilai tahanan kerucut pada qc lokasi konstruksi.

Tes standar penetrasi (80%)

Tes pengujian ini dilakukan sesuai dengan persyaratan ASTM D-1586. Tes ini menggunakan tabung SPT yang dapat menyentuh tanah hingga 150 cm, merekam pukulan yang diinginkan. Pengujian ini pada umumnya dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampe tanah pada setiap 1,5 – 2 meter atau mengganti setiap jenis tanah.

2. Laboratorium Uji Tanah (10%)

Pengujian ini dilakukan setelah sampel tanah diambil pada pekerjaan galian utama untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah. Pengujian dilanjutkan di laboratorium dan hasilnya digabungkan dengan hasil yang diperoleh di lapangan untuk menentukan desain dan pengukuran pondasi yang efektif dan aman. Jadi pada dasarnya kedua percobaan tersebut dilakukan dan hasilnya digabung menjadi satu sama lain untuk memverifikasi keakuratan hasil.

Peralatan dalam pengujian tanah

Di tanah lapang, tentu saja, beberapa alat digunakan. Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. HMP ANAK (20%)

Alat ini merupakan alat sondir yang berfungsi untuk memberikan pukulan pada tanah dan hasilnya dicatat setiap 10 cm dan disimpan untuk analisis lebih lanjut. Data tersebut dapat dipindahkan pada PC agar dapat dilihat dan dapat dianalis. Dengan cara ini Anda dapat dengan mudah menghasilkan laporan dari eksperimen ini. Kami dapat mencetak laporan singkat langsung di situs menggunakan pencetakan termal.

B. HMP LFG (20%)

Perangkat ini dapat memberikan informasi tentang kapasitas beban tanah dengan cepat dan mudah, tetapi perangkat ini umumnya hanya digunakan oleh para profesional. Tujuan dari alat ini adalah untuk mencari hal-hal berikut:

1. Pengisian ulang dan pengepakan untuk pengaspalan jalan.

2. Pengisian kembali dan lantai untuk membangun lapisan pondasi.

3. Backsplash dan lantai untuk lantai kerja.

Untuk mempermudah analisis, alat ini menampilkan modul dinamis. Dengan cara ini hasil pengukuran dapat dicetak dan dianalisis bahkan di lokasi konstruksi.

0 Response to "Tujuan Dari Pengujian Tanah Untuk Bangunan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel